Mosenews, Lampung Selatan –

Kepala BKKBN Pusat Hasto Wardoyo ditunjuk oleh Presiden Jokowi sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting. Karena stunting ini kondisinya sudah sangat darurat sekali.

Dan lewat Perpres Nomor 72 Tahun 2021, mengatur antara lain mengenai: 1) strategi nasional percepatan penurunan stunting; 2) penyelenggaraan percepatan penurunan stunting; 3) koordinasi penyelenggaraan percepatan penurunan stunting; 4) pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; dan 5) pendanaan.

Oleh karena itu, pencegahan stunting dimulai dari hulunya yakni di 8000 HPK, yang itu berarti dari usia remaja. Bukan lagi dari 1.000 HPK (yaitu Ibu Hamil, red). Mengingat angka prevansi stunting di Indonesia tidak turun. Sementara pada 1000 HPK sudah sangat sangat diawasi oleh pemerintah. Sudah menjadi fokus perhatian pemerintah, dari Kementerian Kesehatan.

Lantas, mengapa ini terjadi? Menurut Intan Anissa Fitri, S.Sos selaku Ketua Tim Kerja Ketahanan Remaja Perwakilan BKKBN Provinsi Lampung, bahwa karena kita lupa, mereka para calon orang tua di masa depan ini, juga calon pasangan usia subur yang kerap luput perhatiannya untuk peduli pada kesehatannya.

Apalagi dengan maraknya makanan junk food dimana mana. Belum lagi kalau sudah berhubungan dengan diet, yang lantas dialihkan kepada jajanan yang justeru nggak ada asupan nutrisi, vitamin dan mineralnya. Sementara makanan empat sehat lima sempurna yang dibutuhkan tubuh para remaja ini sangat mudah didapatkan di sekitar kita.

“Hal hal seperti inilah yang bakal memicu melahirkan anak yang stunting. Karena tubuh ibunya kekurangan Nutrisi, Vitamin dan Mineral yang memadai. Sehingga selama 9 bulan anaknya didalam kandungannya justeru menggerogoti dari tubuh ibunya yang kekurangan Nutrisi, Vitamin dan Mineral itu. Jadi pencegahan stunting kini dari remaja, dari hulu (8.000 HPK) bukan lagi dari 1.000 HPK (atau Ibu Hamil),” jelas Intan Anisafitri S.Sos dalam Sosialisasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Program Bangga Kencana Bersama Mitra di Lampung Selatan (25/9).

Sedangkan Dian Istiqomah SKep, Anggota Komisi IX DPR RI yang turut pula hadir pada kegiatan yang berlangsung di Lapangan Volley Dusun Ujau, Desa Rajabasa, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan tersebut, menegaskan bahwa stunting di Indonesia, khususnya di Lampung harus turun.

Oleh karenanya kehadiran para mitra ini untuk berbagi ilmu, memberikan ilmu, mengedukasi masyarakat, memberikan ilmu masyarakat. Biar masyarakat tambah pintar dan stunting di Indonesia ini turun. Karena mencegah stunting itu penting dan mencegah stunting itu harus, ungkap Dian Istiqomah SKep, Anggota Komisi IX DPR RI lebih lanjut.

Kita semua tahu, kita sedang menuju Indonesia Emas tahun 2045 atau menuju 100 tahun Indonesia Merdeka yang sesungguhnya. Yakni Merdeka dari kekurangan pangan. Merdeka lantaran lapangan pekerjaan untuk anak cucu kita terjamin. Biar anak cucu kita ini bisa bekerja dengan baik, tentunya harus punya kepintaran, harus cerdas.

Nah, BKKBN memberikan perencanaan kepada seluruh masyarakat Indonesia dari sebelum menikah, setelah menikah, hamil, hingga punya anak. Untuk bisa menghasilkan anak-anak yang berkualitas, yang cerdas di tahun 2045, maka anak anak ini sejak kedua orang tuanya memutuskan mempunyai anak harus sehat, tidak kekurangan gizi. Jadi jika ingin menghasilkan produk-produk manusia yang bagus, di awali dari hari ini, tegas Dian Istiqomah Anggota Komisi IX DPR RI.

Dalam upaya pencegahan potensi Stunting ini, kita semua harus mesti memahami kalau pemenuhan gizi itu paling penting dan pemenuhan Gizi itu tidak harus mahal, lanjutnya lagi.

“Jadi saya punya harapan besar di Lampung memang benar-benar akan bebas stunting. Meski stunting ini tidak bisa dengan sendirinya hilang. Kita semua harus bersama-sama. Kita tidak bisa sendirian, BKKBN tidak bisa bekerja sendirian, Komisi IX tidak bisa bekerja sendirian, tidak bisa. Ibarat itu musuh, kita harus perangin stunting bersama. Karena kita menginginkan stuntingnya turun. Tidak cuma di angka turunnya. Tapi turun benar-benar turun. Kita harus turun benar-benar harus tahu. Jadi, saya tidak mengkhawatirkan adanya penambahan stunting di kemudian hari. Dan untuk menurunkan stunting ini tidak mahal, ” pungkas Dian Istiqomah, Anggota Komisi IX DPR RI.

)***Junod

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *